Ayahku
Meskipun ayahku suka mengeluarkan kata-kata tajam bahkan kasar, tapi ia
suka memperhatikan hal-hal kecil. Seperti ketika ada acara di kantor,
ayah tidak akan memakan makanannya. Ia lebih memilih membungkusnya
untukku. Ketika ayah melihat dompetku rusak, ia langsung membawa pulang
dompet baru untukku.
Ibuku
Beda dengan ayah, ibu tidak pernah mengucapkan kata-kata yang tajam
meskipun sedang marah. Tidak seperti ayah yang selalu menganggapku masih
kecil, ibu sadar kalau aku sudah dewasa makanya ia selalu mengajakku
ngobrol jika ada hal yang perlu diperbaiki. Meskipun kadang tidak
nyambung dengan obrolan yang berat, tapi ibu memiliki kecerdasan sosial
yang tinggi. Ibu bisa melakukan pekerjaan laki-laki seperti memperbaiki
kran bocor, membetulkan kipas angin, dll. Ibu memang kerap terlihat
tomboy. Sebelum memakai jilbab, ibu kerap disangka polwan. Namun ia
tetap terlihat cantik dan aku iri.
Budeku
Karena budeku, aku suka ke perpustakaan. Ia yang mengajakku ke
perpustakaan untuk pertama kalinya saat aku masih kecil. Ia suka
memanjakanku ketika aku masih kecil. Kerap menggendongku, membelikan aku
makanan cepat saji, dan memainkan sulap untukku. Ketika aku mulai
besar, budeku lah yang paling sering menemaniku pergi ke tempat-tempat
baru. Ketika aku tidak ada teman untuk diajak pergi, biasanya budeku
selalu bersedia menemaniku.
Kak Novi
Ia lebih seperti saudara kandung dibanding sepupu. Ia bahkan mengirimiku
uang jajan bulanan beberapa semester terakhir. Ia dulu pernah
mengajariku makan di meja makan ketika aku masih kecil. Katanya, jangan
memasukkan makanan terlalu banyak ke dalam mulut. Lebih baik ambil
sedikit, kunyah, telan. Ambil sedikit, kunyah telan. Kami jarang
bertemu, tapi sekalinya bertemu, dia selalu memberi nasehat yang
singkat, padat dan tepat.
Mbak Devi
Ia juga sepupuku. Saat aku masuk SMA, ia mulai kerja di Jakarta. Aku pun
berbagi kamar dengannya. Dulu hubungan kami agak dingin. Alhamdulillaah
sekarang sudah akrab. Bertahun-tahun sekamar, baru pas kuliah aku sadar
kalau dia adalah teman yang asik.
Isti
Kalau tidak salah semester 1 atau 2, aku pernah membatin, "Ini orang
atau malaikat ya? Kok ada orang sebaik dia?" (Hahaha ini kalo orangnya
baca pasri GR.) Aku bingung, dia anak terakhir dari 5 bersaudara, tapi
perilakunya seperti kakak perempuan. Ngemong. Apa ini karena dia lebih
tua dua tahun dariku? Haha, entahlah, yang pasti aku senang bisa punya
keluarga di sini.
Teh Laras
Pementorku yang satu ini, selalu menjawab pertanyaan-pertanyaanku,
meladeni curhatanku, membantu menghilangkan kegamangan dan kegalauanku.
Biasanya masalah pemikiran dan aqidah.
Endah
Ini juga sama ngemongnya kaya Isti. Ya mungkin karena mereka berdua umurnya sama kali ya? Hahaha peace.
Winda
Meskipun baru ngobrol banyak beberapa minggu yang lalu, tapi sepertinya kita nyambung dan bisa jadi teman yang baik.
Keberadaan mereka ini harus disyukuri...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar