Senin, 09 Februari 2015

Menjadi Dewasa

Kebalikan dari menjadi dewasa adalah menjadi anak-anak. Meskipun dua frasa tersebut tidak sepenuhnya bertolak belakang, namun dua hal tersebut memiliki banyak perbedaan. Ketika anak-anak, kita membutuhkan tanda tangan orang tua atau wali pada setiap keterlibatan kita terhadap hal-hal administratif. Ketika dewasa, kita bisa menandatangani sendiri surat-surat tersebut. Kita bisa membuka rekening bank sendiri, membuat surat perjanjian sendiri, mengikuti pemilu, berpergian jauh sendiri, dan juga menanggung dosa sendiri.

Seberapa kuatpun pengaruh wali dalam mengatur rekening bank atau membuat surat perjanjian, jika ada masalah, kitalah yang bertanggung jawab atas masalah tersebut. Jika kita melanggar isi surat perjanjian misalnya, kitalah yang terkena hukuman. Wali dan keluarga bisa membantu, namun kitalah yang harus menghadapi masalah tersebut.

Kita memang tidak bisa sepenuhnya lepas dari orang-orang yang membesarkan kita. Kita tidak bisa sepenuhnya lepas dari asal-usul kita. Akan tetapi, kitalah yang bertanggung jawab atas pilihan kita. Mengikuti tata krama keluarga atau tidak, kitalah yang memilih. Mengikuti tuntutan keluarga atau tidak, kitalah yang memilih.

Apakah mungkin kita tetap memiliki pilihan ketika menghadapi tuntutan? Kita tetap punya pilihan. Kita mempunyai pilihan untuk tidak mengikuti tuntutan orang lain, hanya saja konsekuensinyalah yang tidak ingin kita terima. Kadang kita hanya melihat konsekuensi jangka pendek. Kita tidak sadar kalau pandangan orang lain bisa berubah beberapa waktu kedepan. Kita juga tidak sadar akan hasil jangka panjang yang dapat kita raih. Akhirnya kitapun sadar bahwa kita salah memilih. Jika merasa salah memilih, yang akan orang dewasa salahkan adalah dirinya sendiri karena dialah yang secara sadar memilih. Ketika kita menyalahkan orang lain, kita sama saja dengan menjadi anak-anak. Meminta orang lain bertanggung jawab atas kita.

Untuk menjadi dewasa, pilihan yang tersaji memang tidak selalu menyenangkan tetapi kita selalu memiliki pilihan atas apa yang hendak kita lakukan. Dengan ini tentunya kita sadar bahwa setelah menjadi dewasa, tanggung jawab ada di tangan kita. Pilihan juga ada di tangan kita. Menjadi dewasa atau menjadi anak-anak adalah pilihan.