Kamis, 14 Maret 2013

Ada Mereka

Ayahku
Meskipun ayahku suka mengeluarkan kata-kata tajam bahkan kasar, tapi ia suka memperhatikan hal-hal kecil. Seperti ketika ada acara di kantor, ayah tidak akan memakan makanannya. Ia lebih memilih membungkusnya untukku. Ketika ayah melihat dompetku rusak, ia langsung membawa pulang dompet baru untukku.

Ibuku
Beda dengan ayah, ibu tidak pernah mengucapkan kata-kata yang tajam meskipun sedang marah. Tidak seperti ayah yang selalu menganggapku masih kecil, ibu sadar kalau aku sudah dewasa makanya ia selalu mengajakku ngobrol jika ada hal yang perlu diperbaiki. Meskipun kadang tidak nyambung dengan obrolan yang berat, tapi ibu memiliki kecerdasan sosial yang tinggi. Ibu bisa melakukan pekerjaan laki-laki seperti memperbaiki kran bocor, membetulkan kipas angin, dll. Ibu memang kerap terlihat tomboy. Sebelum memakai jilbab, ibu kerap disangka polwan. Namun ia tetap terlihat cantik dan aku iri.

Budeku
Karena budeku, aku suka ke perpustakaan. Ia yang mengajakku ke perpustakaan untuk pertama kalinya saat aku masih kecil. Ia suka memanjakanku ketika aku masih kecil. Kerap menggendongku, membelikan aku makanan cepat saji, dan memainkan sulap untukku. Ketika aku mulai besar, budeku lah yang paling sering menemaniku pergi ke tempat-tempat baru. Ketika aku tidak ada teman untuk diajak pergi, biasanya budeku selalu bersedia menemaniku.

Kak Novi
Ia lebih seperti saudara kandung dibanding sepupu. Ia bahkan mengirimiku uang jajan bulanan beberapa semester terakhir. Ia dulu pernah mengajariku makan di meja makan ketika aku masih kecil. Katanya, jangan memasukkan makanan terlalu banyak ke dalam mulut. Lebih baik ambil sedikit, kunyah, telan. Ambil sedikit, kunyah telan. Kami jarang bertemu, tapi sekalinya bertemu, dia selalu memberi nasehat yang singkat, padat dan tepat.

Mbak Devi
Ia juga sepupuku. Saat aku masuk SMA, ia mulai kerja di Jakarta. Aku pun berbagi kamar dengannya. Dulu hubungan kami agak dingin. Alhamdulillaah sekarang sudah akrab. Bertahun-tahun sekamar, baru pas kuliah aku sadar kalau dia adalah teman yang asik.

Isti
Kalau tidak salah semester 1 atau 2, aku pernah membatin, "Ini orang atau malaikat ya? Kok ada orang sebaik dia?" (Hahaha ini kalo orangnya baca pasri GR.) Aku bingung, dia anak terakhir dari 5 bersaudara, tapi perilakunya seperti kakak perempuan. Ngemong. Apa ini karena dia lebih tua dua tahun dariku? Haha, entahlah, yang pasti aku senang bisa punya keluarga di sini.

Teh Laras
Pementorku yang satu ini, selalu menjawab pertanyaan-pertanyaanku, meladeni curhatanku, membantu menghilangkan kegamangan dan kegalauanku. Biasanya masalah pemikiran dan aqidah.

Endah
Ini juga sama ngemongnya kaya Isti. Ya mungkin karena mereka berdua umurnya sama kali ya? Hahaha peace.

Winda
Meskipun baru ngobrol banyak beberapa minggu yang lalu, tapi sepertinya kita nyambung dan bisa jadi teman yang baik.


Keberadaan mereka ini harus disyukuri...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar